Indonesia Luncurkan Platform AI untuk Respons Penyakit Akibat Perubahan Iklim

Liputan Media  Press Release

Jakarta, Indonesia – 5 Mei 2025

ClimateSmart Indonesia akan meluncurkan platform berbasis AI dengan kemampuan ganda untuk memprediksi dan merespons penyakit-penyakit sensitif iklim. Acara peluncuran akan diselenggarakan pada 5 Mei 2025 di Hotel JS Luwansa, Jakarta, dan akan menghadirkan para pembuat kebijakan, peneliti AI, profesional kesehatan, ilmuwan iklim, serta mitra internasional untuk membahas agenda transformasi sistem kesehatan yang tangguh terhadap perubahan iklim.

Platform ini merupakan hasil kolaborasi antara Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA), Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI), dan Institute for Health Modeling and Climate Solutions (IMACS), dengan dukungan dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, BMKG, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Platform ini menghadirkan berbagai fitur unggulan yang dirancang untuk meningkatkan ketahanan sistem kesehatan nasional terhadap perubahan iklim. Di antaranya adalah sistem prediksi penyakit berbasis kecerdasan artifisial (AI) yang mampu mengidentifikasi potensi wabah seperti demam berdarah, malaria, dan leptospirosis dengan tingkat akurasi lebih dari 90 persen. Teknologi ini dilengkapi dengan Digital Twin Indonesia, sebuah simulasi digital yang dapat memvisualisasikan skenario iklim masa depan serta memetakan wilayah rawan wabah secara dinamis. Selain itu, platform ini menyediakan dasbor interaktif yang mampu memberikan prediksi hiper-lokal, peringatan secara real-time, dan alat bantu pengambilan keputusan berbasis skenario untuk mendukung respons kebijakan kesehatan. Seluruh sistem terintegrasi dengan data satelit, informasi kesehatan, dan data demografi, memungkinkan analisis spasial yang cermat untuk memperkuat strategi peringatan dini dan perencanaan tanggap darurat yang lebih efektif.

“Pembentukan Pusat Keunggulan AI Indonesia untuk Kesehatan Iklim menandai tonggak penting dalam komitmen negara kita untuk membangun sistem kesehatan publik yang tangguh terhadap iklim. Dengan memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan dan analisis data tingkat lanjut, Indonesia memelopori pendekatan inovatif untuk mengantisipasi, beradaptasi, dan mengurangi tantangan kesehatan yang kompleks yang ditimbulkan oleh perubahan iklim,” ujar Prof. Dr. Hammam Riza, Presiden KORIKA. “Ini bukan sekadar platform—ini adalah ekosistem nasional berbasis inovasi, sains, dan tata kelola.”

Acara ini akan menghadirkan sejumlah pembicara utama dari berbagai sektor strategis, termasuk Ir. Budi Gunadi Sadikin , Menteri Kesehatan RI yang diwakilkan kepada Direktur Kesehatan Lingkungan; Nezar Patria, M.Sc., MBA, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika; serta Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Forum ini juga akan diwarnai oleh pandangan internasional dari Kelly Willis, Managing Director Malaria No More, serta perspektif klimatologi dari Dr. Ardhaseena Sopaheluwakan, Deputi Bidang Klimatologi BMKG. Dari sektor inovasi dan kecerdasan artifisial, hadir Prof. Dr. Hammam Riza, Presiden KORIKA, bersama perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Institute for Health Modeling and Climate Solutions (IMACS), Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI), serta Direktorat Jenderal Transformasi Digital Kementerian Kesehatan.

“Dengan mengintegrasikan data iklim dan kesehatan, Indonesia menunjukkan kepemimpinan global,” kata Dr. Setiaji, Kepala Digital Transformation Office Kemenkes. “Melalui platform Satu Sehat dan ClimateSmart, kita tengah mendefinisikan masa depan kesehatan publik digital.”

“Peluncuran ClimateSmart Indonesia merupakan langkah penting dalam adopsi teknologi AI oleh Indonesia untuk menjawab tantangan ganda perubahan iklim dan kesehatan masyarakat. Lebih dari sekadar pencapaian teknologi, inisiatif ini mencerminkan komitmen kuat bangsa untuk melindungi kehidupan hari ini dan membangun masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi global” , ujar Wakil Menteri Komunkasi dan Digital Nezar Patria.

ClimateSmart Indonesia didanai oleh Reaching the Last Mile dan Patrick J. McGovern Foundation. Inisiatif ini telah melibatkan lebih dari 20 pemangku kepentingan, 5 panel pakar, dan 3 konsultasi tingkat tinggi selama dua tahun terakhir, serta membangun kemitraan formal dengan berbagai institusi pemerintah.

en_USEnglish